Kita (Pasti) Berbeda

Alhamdulillah, sudah masuk puasa hari kedua. Memang, awal puasa saya berbeda dengan pemerintah yang baru menetapkan awal Ramadhan hari ini. Tidak masalah, tujuan kita sama khan? Berpuasa untuk berlomba mendapatkan amalan sebanyak-banyaknya di bulan yang spesial ini. Perbedaan seharusnya bukan untuk diperdebatkan, apalagi dijadikan alasan untuk saling bertikai. Padahal perbedaan itu khan yang membuat dunia ini menjadi semakin berwarna, justru jika tidak ada perbedaan maka saya tidak akan terbayang betapa membosankannya negara kita nantinya.

Saya tinggal di Semarang, ibukota Jawa Tengah yang menurut saya sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Tidak hanya antar umat beragama saja sih, tapi juga antar etnis. Jarang sekali terdengar kisruh yang diawali karena perbedaan agama atau etnis, kami terbiasa hidup berdampingan dan membuat kota ini sebagai kota yang nyaman untuk dihuni. Masih saya ingat ketika di jaman reformasi, ketika 2 kota besar terdekat (Yogyakarta dan Solo) sedang rame bakar-bakaran karena masalah etnis, justru di Semarang malah adem ayem dan saling melindungi satu sama lain. Bahkan kalo ada ajakan untuk demonstrasi, mahasiswanya lebih cenderung adem ayem, lihat dulu materi demonya, kalo tidak menarik biasanya nggak pada ikutan. Iya, saya kuliah 4 tahun di Semarang nggak pernah ikutan demo di jalan. Alasannya sederhana: panas..

Perbedaan bukanlah sesuatu yang buruk, justru perbedaan itu jangan dihindari karena memang tidak akan terhindarkan. Negara kita juga dibangun karena banyaknya perbedaan, sehingga semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada pondasi negara. Meskipun saya penganut Islam yang taat, tetapi jika ada segerombolan yang ingin memaksakan Indonesia menjadi negara Islam, saya termasuk orang yang menentang. Seharusnya sebelum mereka bergabung ke kelompoknya, diajari dulu bahwa ada pepatah “lain ladang, lain belalang”. Islam juga mengajarkan untuk saling menghormati sesama manusia, saya juga tidak setuju dengan istilah kafir yang dengan mudah dilontarkan, apalagi kepada orang yang tidak sepaham. Memangnya kalo sudah menganggap orang lain kafir, trus kamu yang paling benar?

Perbedaan diperlukan untuk membuat dunia ini semakin bermakna. Indonesia juga menjadi indah karena terdiri dari berbagai macam suku dan kebudayaan. Negara kita adalah negara yang kaya dan kuat, makanya di tahun 1928 juga sudah dibuat Sumpah Pemuda yang menyatakan bahwa apapun perbedaannya, Indonesia tetap yang utama.

Bulan Ramadhan ini penuh dengan ujian yang bertemakan perbedaan. Dimulai dari awal Ramadhan, copras-capres, hingga piala dunia. Semua punya pendukungnya sendiri, semuanya menganggap paling benar, dan tidak ada yang salah. Nah, sekarang tinggal saling menghormati saja maka semuanya akan berjalan dengan nyaman dan indah.

Selamat menikmati perbedaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.