Iya, saya baru tau jika MetroTwit sudah discontinued [cite]http://www.metrotwit.com/2014/03/sunsetting-metrotwit-all-good-things-must-come-to-an-end/[/cite] ketika berencana mau install lagi di laptop. Alasannya juga sebetulnya bukan barang baru. Apalagi jika bukan pembatasan API Twitter? [cite]https://blog.twitter.com/2012/changes-coming-to-twitter-api[/cite] Cukup disayangkan memang, karena aplikasi ini termasuk salah satu aplikasi yang menurut saya keren. Twitter juga tidak bisa disalahkan seluruhnya, karena pada dasarnya siapapun yang menggunakan API maka harus tunduk kepada semua syarat yang berlaku.
Saya adalah pengguna MetroTwit semenjak awal kemunculannya sekitar tahun 2010, saat itu MetroTwit menawarkan tampilan yang futuristik mengikuti trend Metro Style yang diluncurkan oleh Microsoft [cite]http://en.wikipedia.org/wiki/Metro_(design_language)[/cite]. Selain itu, performa MetroTwit yang responsive dan terkesan bat-bet membuat saya terpesona sejak pada pandangan pertama. Harap maklum, tahun 2010 itu penyedia Twitter client belum sebanyak sekarang.
MetroTwit sejatinya adalah aplikasi gratis, tapi juga menawarkan premium key untuk menghapus iklan yang menempel. Istilahnya jadi freemium kali ya? Nah, karena saya menyukai aplikasi ini, maka saya sempat membeli key yang harganya saat itu $14,95 AUD dan bisa digunakan pada semua pc. Jadi MetroTwit menjual key tapi membebaskan pembelinya untuk install di berapapun pc yang ada. Jika model jualan seperti ini diterapkan perusahaan di Indonesia, mungkin baru seminggu langsung tutup tokonya hihihi…
So long, MetroTwit.
Gambar diambil dari [cite]http://windowsitpro.com/windows/metrotwit-becomes-latest-twitter-token-casualty[/cite].